Komodo, atau Varanus
Komodoensis adalah sebutan untuk kadal ‘purba raksasa’
yang memiliki habitat asil di wilyah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Kadal besar ini tumbuh dan berkembang biak di wilayah dengan kondisi tipografi padang terbuka atau hutan sabana dan beriklim tropis. Adapun Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan tempat di mana ribuan reptil besar itu di lindungi dan hidup di tiga pulau yang ada di Manggarai Barat yakni pada pulau, Rinca, Pulau Komodo, dan Pulau Loh Liang.
yang memiliki habitat asil di wilyah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Kadal besar ini tumbuh dan berkembang biak di wilayah dengan kondisi tipografi padang terbuka atau hutan sabana dan beriklim tropis. Adapun Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan tempat di mana ribuan reptil besar itu di lindungi dan hidup di tiga pulau yang ada di Manggarai Barat yakni pada pulau, Rinca, Pulau Komodo, dan Pulau Loh Liang.
Kadal besar itu berburu
mangsanya yang sebelumnya sudah berhasil digigit oleh Komodo. Asal tahu saja,
air liur Komodo itu memiliki “bisa”(berbisa) yang berfungsi mematikan mangsanya
pasca gigitan awal yang dilakukan oleh Komodo. Setalah itu, buruan yang telah
tergigit lama kemudian akan sekarat atau mati karena bisa yang berasal dari
liur reptil besar itu. Selanjutnya, Komodo hanya perlu mencari burannya yang
telah mati untuk kemudian menyantap santapan lezat mereka itu. Wah, seru
sekali…..^_^
Menurut penjaga taman
Nasional Komodo pulau Loh Liang, Usman (35), proses perkembang-biakan Komodo
dari proses bertelur. Induk Komodo kemudian mengerami dan melindungi telur-telurnya
dari ancaman bahaya. Sekali bertelur, Usman mengatakan jumlah pasti telur
Komodo sendiri tidak pernah diketahui karena untuk Komodo liar di sana hal itu
berlangsung secara alamiah. Menurut perkiraan, katanya, jumlah telur Komodo
sekitar 15-30 butir.
Proses pengeraman telur Komodo mencapai waktu sekitar tiga
bulan. Setalah menetas, perkembang biakan bayi Komodo di alam liar ternyata
menemui banyak rintangan. Bayi Komodo yang menetas dengan ukuran sekitar 40
sentimeter tidak hanya berhadapan dengan hewan buas sekitar lainnya, seperti
Babi Hutan, tetapi juga berhadapan dengan induk betina Komodo itu sendiri
nantinya. “Anak Komodo yang sudah
menetas biasanya akan berhadapan dengan iduknya sendiri. Untuk itu, setelah
menetas anak Komodo mesti lari ke atas pohon,” kata Usman.
Sementara untuk induk Komodo,
selama proses pengeramannya tiga bulan membuatnya tidak memangsa hewan apapun
selama periode waktu tersebut. Hal ini kemudian membuat berat badan induk
Komodo turun drastis. Oleh karenanya, pasca mengerami, mereka akan langsung
berburu kembali untuk menuntaskan rasa laparnya. Hal ini yang cenderung membuat
Komodo betina yang pasca periode itu menjadi lebih agresif. Nah, itu tadi cerita singkat tentang Komodo. Nantikan update berikutnya....^_^
No comments:
Post a Comment