Welcome to My Blog / twitter : @tetrobet

Saturday, April 27, 2013

KOMODO Part I - Flores Island


Komodo, atau Varanus Komodoensis adalah sebutan untuk kadal ‘purba raksasa’
yang memiliki habitat asil di wilyah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.  Kadal besar ini tumbuh dan berkembang biak di wilayah dengan kondisi tipografi padang terbuka atau hutan sabana dan beriklim tropis. Adapun Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan tempat di mana ribuan reptil besar itu di lindungi dan hidup di tiga pulau yang ada di Manggarai Barat yakni pada pulau, Rinca, Pulau Komodo, dan Pulau Loh Liang.


Nah teman-teman, Komodo merupakan reptil dengan panjang berkisar dua sampai tiga meter. Beratnya sekitar 165 kilogram, atau 100 kilogram saat perut Komodo dalam keadaan kosong. Mereka merupakan hewan langka yang patut untuk dilestarikan. Meski berpenampilan menyeramkan, Komodo sebenarnya merupakan hewan cantik yang memiliki ciri selalu menjulurkan lidah yang pada bagian ujungnya bercabang dua. Komodo mencari makan dengan berburu hewan liar lainya seperti kerbau liar, babi hutan, atau pun hewan-hewan buruan yang menjadi mangsa Komodo. 


Kadal besar itu berburu mangsanya yang sebelumnya sudah berhasil digigit oleh Komodo. Asal tahu saja, air liur Komodo itu memiliki “bisa”(berbisa) yang berfungsi mematikan mangsanya pasca gigitan awal yang dilakukan oleh Komodo. Setalah itu, buruan yang telah tergigit lama kemudian akan sekarat atau mati karena bisa yang berasal dari liur reptil besar itu. Selanjutnya, Komodo hanya perlu mencari burannya yang telah mati untuk kemudian menyantap santapan lezat mereka itu. Wah, seru sekali…..^_^



Menurut penjaga taman Nasional Komodo pulau Loh Liang, Usman (35), proses perkembang-biakan Komodo dari proses bertelur. Induk Komodo kemudian mengerami dan melindungi telur-telurnya dari ancaman bahaya. Sekali bertelur, Usman mengatakan jumlah pasti telur Komodo sendiri tidak pernah diketahui karena untuk Komodo liar di sana hal itu berlangsung secara alamiah. Menurut perkiraan, katanya, jumlah telur Komodo sekitar 15-30 butir. 


Proses pengeraman telur Komodo mencapai waktu sekitar tiga bulan. Setalah menetas, perkembang biakan bayi Komodo di alam liar ternyata menemui banyak rintangan. Bayi Komodo yang menetas dengan ukuran sekitar 40 sentimeter tidak hanya berhadapan dengan hewan buas sekitar lainnya, seperti Babi Hutan, tetapi juga berhadapan dengan induk betina Komodo itu sendiri nantinya.  “Anak Komodo yang sudah menetas biasanya akan berhadapan dengan iduknya sendiri. Untuk itu, setelah menetas anak Komodo mesti lari ke atas pohon,” kata Usman.
 

Nah teman-teman, Pak Usman bilang, selama beberapa waktu lamanya Komodo kecil akan berlindung di atas pohon dari ancaman hewan buas lainnya, maupun kanibalisasi oleh induknya sendiri. Komodo kecil akan memangsa hewan-hewan kecil lainnya selama bertahan hidup diatas pohon. Mangsanya seperti serangga kecil, burung, tokek dan lainnya. Selama beberapa tahun, sampai memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, Komodo kecil yang telah tumbuh baru akan turun dari pohon. Kata Pak Usman, ini merupakan proses yang terjadi secara alamiah. 


Sementara untuk induk Komodo, selama proses pengeramannya tiga bulan membuatnya tidak memangsa hewan apapun selama periode waktu tersebut. Hal ini kemudian membuat berat badan induk Komodo turun drastis. Oleh karenanya, pasca mengerami, mereka akan langsung berburu kembali untuk menuntaskan rasa laparnya. Hal ini yang cenderung membuat Komodo betina yang pasca periode itu menjadi lebih agresif. Nah, itu tadi cerita singkat tentang Komodo. Nantikan update berikutnya....^_^


No comments:

Post a Comment