Welcome to My Blog / twitter : @tetrobet

Tuesday, November 8, 2011

MATERI DASAR FOTOGRAFI (Bag. I)


MATERI DASAR FOTOGRAFI (Bag. I)



Halo teman-teman, ini adalah update saya mengenai sebagian dari teknik-teknik dasar dalam materi  fotografi yang saya buat dengan deskripsi cara mengambilan gambar atau fotonya, beserta foto-foto contoh dari tekniknya. Ada unusr EDFAT (ENTIRE, DETAIL, FRAME, ANGEL (Low & High) dan TIME. Saya sertakan pula dengan teknik-teknik lain sebagai tambahan. Selamat mempelajari, semoga bermanfaat. 


PANNING



Panning merupakan teknik pemotretan yang dilakukan pada objek yang bergerak dengan cara menggerakan kamera mengikuti geraknya objek tersebut. Kunci fokus pada suatu titik dimana nantinya objek akan melintasi jalur tersebut, lalu mulai membidik objek yang sedang bergerak dengan menggerakan kemera mengikuti arah geraknya objek, dan menyeimbangkan gerakan kamera sesuai dengan kecepatan objek yang menjadi sasaran. Tekan tombol pelepas rana pada titik yang telah difokuskan sebelumnya. Kecepatan rana bergantung atau disesuaikan dengan kecepatan objek yang bergerak yang akan di foto. Apa bila momen objek tersebut pas atau sesuai dengan apa yang akan diambil, maka kita tinggal menjepretnya saja. Dalam teknik ini akan lebih baik jika sang fotografer menggunakan tripod sebagai penopang atau penyanggah kamera untuk hasil gambar yang fokus, tidak goyang dan memuaskan.

BLURRING        
                      

Pada teknik pemotretan ini merupakan salah satu cara paling efektif memberi kesan bergerak pada sebuah foto yaitu dengan membiarkan subjek menjadi blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur diperlukan kecepatan rana rendah. Kecepatan rana yang diperlukan tergantung pada beberapa faktor. Kecepatan subjek yang bergerak menjadi pertimbangan utama. Pada contoh foto diatas adalah sebuah aliran air yang difoto dengan teknik ini pada kecepatan rana rendah. Hasil yang ingin di dapat adalah agar aliran air nampak seperti "kapas". Anda dapat menurunkan speed agar menjadi rendah sesuai dengan kebutuhan hasil foto. Untuk Anda yang mau mencoba teknik ini disarankan agar menggunakan tripod agar hasil gambar menjadi tidak goyang. Seting kamera sesuai dengan kondisi tempat Anda memotret.

BULB        
                   



Teknik ini hampir sama dengan teknik blurring, mungkin cocok dengan nama low speed  karena memang speed yang digunakan memang rendah. Bulb sendiri sebenarnya merupakan kecepatan rana costum yang ada pada mode kamera. Namun jika pada mode kamera bulb, fotografer yang menentukan berapa lama tombol pelepas rana di tekan secara manual sesuai dengan keinginannya untuk merekam objek. Sedangkan pada pengertian teknis dari teknik yang dibahas ini yaitu menurunkan speed kamera pada kecepatan rendah, tanpa harus menekan terus tombol rana karena kamera akan bekerja sendiri sesuai dengan waktu yang telah di setel atau di seting sebelumnya. kondisi ini adalah diartikan bahwa cermin pada bagian dalam kamera membuka selama beberapa detik (sesuai penyetelan, misalnya selama 4 sampai enam detik atau lebih) di mana pada saat itu dengan kondisi cahaya yang kurang kamera menyerap banyak cahaya masuk dan merekam objek sesuai lama waktu yang di setel. Akibatnya jika di foto pada objek yang bergerak, garis lampu seperti pada gambar permainan komedi putar kuda-kudaan diatas, atau pada jalan raya, lampu pada mobil bergerak akan menimbulkan efek garis cayaha seperti hasil gambar diatas yang disebabkan cermin pada kamera yang merekam objek dalam waktu yang lama. Untuk teknik ini disarankan kamera dipasangkan pada tripod, kemudian setel timer pada kamera (hal ini kerena jika tangan kita masih menempel pada kamera, ditakutkan akan mengganggu hasil gambar / gambar akan goyang karena sensitifitas pada kecepatan rana rendah sangat tinggi).

FREEZING 


FREEZING ; Jika sebelumnya kita menggunakan speed yang rendah untuk mendapatkan hasil foto, maka kali ini dengan speed yang tinggi kita gunakan untuk mengabadikan suatu momen, apabila dengan speed yang rendah, bukan tidak mungkin momen itu akan terlewatkan. Oleh karenanya diperlukan penyetingan pada kecepatan rana tinggi agar mempu membekukan benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi pula. titik terendah untuk pemotretan adalah pada speed 1/125, namun terkadang pada kecepatan ini masih dirasa kurang aman, dan adabaiknya menaikan menjadi 1/250 atau lebih akan lebih baik. Salah satu contoh foto diatas adalah contoh dari Freezing dengan speed 1/200 (gambar melalui proses cropping untuk menunjukan detail titik air yang jatuh). Pada teknik ini, objek dibekukan karena kecepatan rana yang sangat tinggi. Freezing banyak dilakukan pada pemotretan sport (olah raga), dan situasi lain yang membutuhkan kecepatan rana tinggi.

RULE OF THIRDS  (Aturan Sepertiga)           
                    

Pada aturan ini dimaksudkan bahwa agar teknik pengambilan gambar pada objek tidak selalu menempatkan objek pada tengah-tengah foto, melainkan objek dapat diletakan pada sudut kanan bawah, sudut kanan tengah, atau sudut kanan atas, dapat pula sebaliknya yaitu dengan meletakan objek pada sudut kiri bawah, sudut kiri tengah, atau sudut kiri atas. Hal ini dimaksudkan agar memberikan kesan "hidup" dan tidak kaku pada hasil foto yang Anda buat, dan ini juga berkaitan dengan apa yang di sebut dengan komposisi pada dunia fotografi. Anda bisa melihat garis merah atau yang disebut garis imaginer yang saya buat dan itulah yang dinamakan dengan Rule of Thirds (garis itu dibuat melalui penggunaan software pada komputer untuk menerangkan teknik ini, bukan hasil langsung dari menjepret kamera. karena pada teknik ini, garis itu hanya sebuah bayangan saja atau garis imajiner agar membantu meletakan foto sesuai dengan pembelajaran dari teknik ini).

ZOOMMING / ZOOM OUT




Zoom Out ; Pada teknik ini merupakan teknik yang sama dengan pembahasan sebelumnnya di mana kecepatan rana rendah masih digunakan. Untuk teknik ini disarankan agar memotret dengan menggunakan tripod sebagai penopang untuk hasil gambar yang baik agar tidak goyang. Mula-mula pasang kamera pada tripod, lalu setel kecepatan rana pada kecepatan rendah. Untuk detail yang tajam, pilih diagfragma dengan bukaan kecil (pada foto pertama di atas saya menggunakan speed 1/20 dan f/10) lalu setel focal length atau titik api lensa pada 55mm. Pada saat objek telah terfokus, tekan tombol rana bersamaan dengan memutar titik api lensa (putar mundur ke titik terendah secara perlahan). Akan sangat penting untuk mendapatkan hasil gambar seperti di atas apabila menekan tombol rana bersamaan atau berbarengan dengan memutar gelang lensa.

ENTIRE   
                        

ENTIRE adalah suatu teknik pemotretan dengan mengambil secara keseluruhan objek beserta latar. Untuk mendapatkan kesan yang luas, dan dianjurkan menggunakan buakaan diagfragma kecil (semisal f9, f11, f13, dst. Hal ini untuk mendapatkan detail yang tajam.  Namun diagfragma itu bukan hukum yang pasti karena bergantung lagi pada kondisi pencahayaan untuk disesuaikan guna mendapatkan pencahayaan yang optimal saat situasi pemotretan). Selanjutnya adalah dengan menggunakan focal length terkecil semisal 18mm, atau dapat menggunakan lensa yang lebih lebar (lensa wide). Pada pengambilan gambar posisi sang fotografer berada pada posisi lebih tinggi dari objek yang akan di foto. Dan objek yang difoto berada lebih rendah. 

DETAIL


Detail ; dalam dunia fotografi dikenal dengan teknik ini. Pada contoh gambar di atas bagian dari relief kayu yang ini ditonjolkan. Dengan bukaan diagfragma yang kecil pada "f" stop tinggi (f/22), anda dapat menghasilkan detail yang memuaskan. Tetapi dengan "f" stop yang tinggi sudah tentu disarankan pada kondisi cahaya yang cukup. Jika menurunkan kecepatan rana untuk mendapatkan pencahayaan yang cukup atau optimal, gunakanlah tripod bila perlu, agar gambar yang dihasilkan tidak blur atau fokus. Akan lebih sempurna apabila menggunakan lensa makro yang tentu hasilnya akan diluar dugaan dan luar biasa karena menampilkan detail yang tidak pernah dilihat dari gambar foto-foto dengan lensa standar atau biasa.

FRAME  



FRAME Suatu teknik pemotretan dengan membingkai (pembingkaian) objek atau detail yang telah dipilih. Pada fase ini mengantar foto kepada suatu komposisi, pola, teksture, dan bentuk pemotretan yang akurat. maksud dari teknik pemotretan ini adalah agar objek foto yang akan dibidik dalam kondisi terbingkai di mana objek dalam keadaan "terperangkap". Anda dapat menggunakan imajinasi Anda untuk membuat teknik pemotretan ini agar hasilnya bisa menarik.
  
LOW ANGEL & HIGH ANGEL
 
LOW ANGEL                                 

Pada teknik dengan cara menempatkan kamera lebih rendah dari objek. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil dengan menempatkan objek terlihat pada posisi yang tinggi.

HIGH ANGEL                              

Pada teknik ini yaitu dengan menempatkan kamera pada posisi yang lebih tinggi dari objek yang akan di foto. Hal ini dengan maksud agar hasil foto terlihat lebih tinggi. Cukup mudahkan, silahkan mencoba ya...^_^

TIME           



TIME merupakan penentuan pengabadian moment yang tepat atas dasar kombinasi antara diagframa dan kecepatan rana sehingga mampu mendapatkan event penting dari suatu kejadian. Kejelian mata dari sang fotografer juga di tuntut untuk mampu mengukur dan menentukan saat yang tepat untuk menekan tombol rana. Anda bisa menggunakan mode continuous pada kamera Anda jika memang Anda tidak ingin kehilangan momen-momen yang kejadiannya hanya beberapa detik saja berlangsung. Namun ada baiknya jika tidak memanjakan dengan fasilitas continuous, agar melatih kejelian dan seberapa cepat Anda menekan rana (hanya pada latihan, untuk momen-momen berharga, gunakanlah continuous agar tidak kehilangan momen).

REFLEKSI 


REFLEKSI adalah suatu tenknik pemotretan yang dilakukan dengan melihat bayangan atau pantulan dari objek yang akan di foto pada tempat lain. Yang di maksudkan adalah fotografer tidak langsung membidik kamera pada objek, tetapi membidiknya pada suatu tempat lain di mana objek tersebut terpantul bayangannya. Beberapa contoh misalnya, anda dapat mengambil gambar pantulan objek pada sebuah genangan air di jalan seperti gambar di atas, atau pada sebuah lantai kramik, cermin, dan benda atau tempat lainnya yang dapat memantulkan objek. kecepatan ranah, ISO, dan diagfragma disesuaikan dengan kondisi pencahayaan pada saat itu.
                                 
Memotret Menggunakan Flash
 


Pada kondisi cahaya minim, terkadang walau ISO telah dinaikan dan bukaan diagfragma telah di buka pada bukaan terbesar (untuk diketahui bukaan besar adalah angka terkecil dari "f" stop misalnya f/2,8 dan f/3,5, sedangkan untuk bukaan terkecil adalah pada angka "f" stop terbesar seperti f/22 atau f/36 pada kamera Anda) hal ini yang menjadi masalah, kerena secara otomatis Anda pun harus menurunkan kecepatan ranah, Untuk kondisi pemotretan pada gambar di atas, goyangan atau guncangan sekecil apapun yang diakibatkan tidak seimbangnya tangan misalnnya (jika tidak memakai tripod) atau oleh angin yang meniup dedaunan itu, maka menyebabkan hasil gambar yang tidak fokus, atau blur. Belum lagi resiko menaikan ISO terlalu tinggi akan menyebabkan foto menjadi tidak pekat dan menimbulkan butiran kasar pada hasil foto Anda. Oleh sebab itu gunakanlah flash untuk menolong Anda pada kondisi pencahayaan yang kurang. Anda bisa mengatur kecepatan ranah, ISO, dan diagfragma dengan sesuai agar tidak terjadi under exposure atau over exposure. seperti gambar belalang itu saya menggunakan speed 1/80, ISO 250, dan diagfragma f/7.1. Anda bisa menggunakan flash internal yang sudah ada pada kamera Anda, ataupun flash eksternal untuk jangkauan pencahayaan/penerangan yang luas.



Itulah tadi seputar beberapa teknik yang saya jabarkan, dan untuk tambahan teknik-teknik fotografi lainnya tunggu update selanjutnya. Tidak ada hasil foto yang sempurna dari seseorang, adakalanya ia pun membuat kesalahan-kesalahan dan harus mengulang kembali. Tapi saya percaya dengan latihan yang sungguh dan terus-menerus maka tentu akan mendapatkan hasil yang terbaik dan memuasklan dengan banyaknya pengalaman...selamat belajar dan mencoba!! Terima Kasih telah berkunjung di blog ini. ^_^








2 comments: